Media Alkhairaat
Selasa,13 Oktober 2009
Donggala- Pembangunan jalan lingkar dengan melakukan reklamasi pantai di Kota Donggala,mendapat sorotan dari tokoh masyarakat Donggala,Faturahman Mansyur.Menurutnya,pembangunan jalan lingkar dengan melakukan reklamasi pantai di Kelurahan Kabonga Kecil dan Tanjung Batu,Banawa,selain tidak transparan soal dampak lingkungan,juga terbilang aneh dan janggal.
“Saya katakan aneh,karena perencanannya tidak matang dari aspek geografis.Bila angin dari arah barat bertiup kencang,maka timbunan itu tidak aman.Karena bentuk dan peletakannya yang tidak tepat dalam mensiasati arah mata angin yang kencang,”ungkap Faturahman.
Faturahman yang juga dosen Fakultas Tekhnik Universitas Tadulako Palu ini menilai,ada beberapa kebijakan pembangunan yang dilakukan Pemkab Donggala,kadang tidak terencana,baik salah satunya reklamasi pantai.
Menurutnya,pelebaran jalan dan kawasan di Perbukitan Gunung Bale tetap terjaga,kata Faturahman,justru pihak Pemkab sendiri yang melakukan pengrusakan lingkungan di kawasan Gunung Bale,”Itu bisa dibuktikan sebelum adanya kawasan perkantoran,jarang ada banjir besar dari atas,namun belakangan sering terjadi banjir besar,yang disebabkan penataannya yang kurang tepat,”katanya.
Selain itu,tidak adanya rencana tata ruang kota di Donggala,juga jadi masalah dalam pengembangan pembangunan.”Sering terjadi banjir di Kota Donggala,meski hujan turun selama beberapa jam saja,tapi sayang para kepala dinas tidak merasakan dan tidak pernah melihat langsung hal itu,sehingga bagaimana bisa memahami kondisi dan karakter kota,kalau mereka semua tinggal di Palu,”ucap Faturahman dengan nada mengkritik.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Anda