'/>
Home | Looking for something? Sign In | New here? Sign Up | Log out

Kerusakan Pesisir Banawa bertambah


W
ilayah pesisir merupakan pertemuan antara darat dan laut yang saling berinteraksi, secara umum memberikan gambaran besar terhadap keberlanjutan ekologi wilayah pesisir, seperti ekosistem mangrove dan terumbu karang, jika tidak dikelola secara baik akan menurunkan kwalitas dan kwantitas dan sumber daya yang terdapat diwilayah pesisir dan berdampak pada lingkungan dan masyarakat yang menggantungkan hidup atas kawasan tersebut.

Namun, tentulah sangat jarang kita melihat kawasan pesisir yang terkelola dengan baik utamanya daerah yang memiliki kepadatan tinggi seperti didaerah perkotaan yang biasanya sangat kurang mendapat perhatian yang pro terhadap gerakan perlindungan dan pelestarian Lingkungan, alih-alih melestarian lingkungan hidup pesisir malah kegiatan yang penuh dengan eksploitasi berlebihan yang jadi pemandangan kita. Pantai Kabonga Kecil misalnya, yang awalnya banyak di jumpai pohon mangrove, terumbu karang, ikan dan rumput laut, dimana masyarakat pesisir mempunyai ketergantungan yang cukup tinggi terhadap ketersediaan sumber daya disekitarnya, seperti yang diungkapkan Nurdin, warga yang tinggal disekitar pantai tersebut sejak, “ disini dulu sangat mudah dapat ikan, ikan sangat banyak karena tempat bertelur dan makannya masih terjaga kelestariannya”, ucap bapak yang sehari-hari berprofesi sebagai nelayan tradisional ini. Namun saat ini semuanya berubah, dengan adanya pembangunan pemerintah setempat, yang dilakukan dikawasan pantai kabonga khususnya pembangunan jalan lingkar, semuanya telah menyebabkan pohon bakau telah menjadi rusak, batu karang dan rumput laut tidak tampak lagi, karena proyek ini melakukan penimbunan (Reklamasi) pantai. Tidak hanya itu, selain menghilangkan ekosistem sekitar pantai yang ditakutkan akan berdampak juga pada bencana ekologis, proyek ini juga telah berdampak pada semakin menurunnya pendapatan nelayan tradisonal. Menurut Data Bonebula, hanya untuk wilayah Kecamatan Banawa saja sedikitnya ada lebih dari 20 titik reklamasi dengan luasan rata-ratanya 10.000 M2 yang dilakukan untuk kepentingan Industri, Pergudangan, Dermaga (Galian C, Pelabuhan Pelelangan Ikan, dermaga Pribadi, terminal, dll) dan jika ini terus dibiarkan atau tidak ada upaya bersama semua stageholders (para pihak) utamanya pemerintah Daerah Donggala maka dapat dipastikan jumlah penduduk miskin di Kawasan Pantai Donggala yang menggantungkan hidup pada pesisir laut Donggala akan terus meningkat. (Nadira)
“ Mari bersama selamatkan kawasan pesisir laut Donggala “

0 komentar:

Posting Komentar

Komentar Anda